Sudah lama sekali
rasanya saya sendiri tidak update tulisan di blog. Bahkan, menu-menu yang
terdapat di blog ini dibiarkan kosong begitu saja tanpa ulasan yang berarti.
Mungkin karena saya sendiri yang sok sibuk atau memang benar-benar sibuk hingga
jarang sekali ada waktu untuk menyentuh tempat untuk berkreasi secara online
ini. Eitsss,,,, lama kelamaan kok jadi serius amat kayak curhat ya? Mungkin
karena hati ini lama kosong jadi dikit-dikit laper,,, eh baper maksud saya. Wkwk
Ok,,, langsung saja biar ndak kelewatan terlampau jauh kita bahas hal-hal
menarik yang sesuai judulnya aja ya guys... Mari kita simak bersama-sama ulasan
berikut Guys...
Kali ini saya
akan memposting tentang ngetrip yang lagi hits nih Guys. Ada yang bisa menebak mungkin???
Iyaaapsss,,,, bener naik gunung atau sering disebut muncak atau ndaki.
Postingan naik gunung pertama yang saya bahas ialah tentang pendakian ke Gunung
Merapi yang dianggap sebagai gunung berapi paling aktif, sebagian bilang
se-Indonesia namun ada juga yang menyebut paling aktif se-dunia. Wooowww...!!!
Merapi merupakan
gunung berapi aktif dengan ketinggian 2930 meter di atas permukaan laut atau
mdpl yang terletak di antara kota Boyolali dan wilayah Kaliurang, Jogjakarta. Salah
satu keunikan dari gunung ini ialah terdapat kawah aktif yang tepat berada di
puncaknya. Bahkan pada tahun 2010 sempat menelan korban akibat kelalian dari
pendaki itu sendiri. Selain itu pada tahun tersebut gunung ini sempat meletus
hingga menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Bahkan di Kaliurang wilayah yang
paling banyak terkena dampak erupsi gunung Merapi sempat dibuatkan tempat
wisata semacam musium unik tentang keganasan Merapi yang meluluh lantakan
wilayah tersebut. Namun di luar itu, Merapi tetaplah sebuah paku bumi ciptaan
Sang Kuasa yang menyimpan banyak sekali pemandangan indah yang sulit untuk
dilupakan. Berikut saya uraikan dari mulai pra pendakian hingga ke Puncak
Merapi.
1. Menuju
Basecamp
Pasca erupsi
Merapi tahun 2010 lalu, basecamp pendakian menuju puncak Merapi saat ini hanya
ada 2 jalur yaitu malalui Jalur New Selo Boyolali dan Sapu Angin Klaten. Untuk
jalur New Selo sendiri jauh lebih ramai, track lebih mudah dan waktu pendakian
juga lebih cepat daripada jalur Sapu Angin. Sedangkan jalur Sapu Angin masih
sepi pendakian karena baru dibuka sekitar awal April lau, track pendakian juga
jauh lebih panjang dan vegetasi masih rapat karena jarang dilalui oleh pendaki.
Kalau saya sendiri hanya pernah melalui jalur Selo karena alasan mudahnya jalur
dan tentunya keamanan lebih terjamin. Namun bagi para petualang yang ingin
mencari sensasi petualangan yang benar-benar menantang tentu mencoba jalur Sapu
Angin tidak ada salahnya.
Pada ulasan kali
ini jalur yang akan saya bahas adalah melalui jalur New Selo. Sedangkan jalur
Sapu Angin masih dalam proses ya Guys, mungkin lain waktu. Hehe... Untuk menuju
basecamp Merapi melalui jalur New Selo dapat ditempuh dari berbagai arah
sebagai berikut:
a. Dari arah
Solo:
Stasiun
Purwosari/Terminal Tirtonadi-Naik bus menuju terminal Boyolali (turun di
gerbang masuk kawasan wisata Selo)-naik bus arah pasar Cepogo Boyolali-Naik bus
ke arah dan berhenti di pasar Selo-Menuju basecamp dengan jalan kaki/naik ojek
dengan tarif Rp 10.000 ke arah Magelang, nanti akan ada tulisan Basecamp
Merapi
b. Dari arah
Semarang:
Ambil bus ke arah
dan berhenti di terminal Boyolali-Naik bus ke arah Pasar Cepogo-Naik bus ke
arah dan berhenti di pasar Selo-Menuju basecamp dengan jalan kaki/naik ojek
dengan tarif Rp 10.000 ke arah Magelang, nanti akan ada tulisan
Basecamp Merapi
c. Dari arah Jogjakarta:
Ambil bus ke arah
dan berhenti di terminal Boyolali-Naik bus ke arah Pasar Cepogo-Naik bus ke
arah dan berhenti di pasar Selo-Menuju basecamp dengan jalan kaki/naik ojek
dengan tarif Rp 10.000 ke arah Magelang, nanti akan ada tulisan
Basecamp Merapi
d. Dari arah Magelang:
Kota Magelang-Ketep Pas-Selo, sebelum Pasar Selo akan
ditemui penunjuk jalan Menuju Basecamp
Transportasi
menuju basecamp tergolong tidak sulit untuk dicari karena jika tidak menemui
bus kita dapat memanfaatkan ojek yang siap mengantar ke basecamp, bahkan sejak
berada di Pasar Cepogo Boyolali. Jika kita memakai sepeda motor tentunya lebih
mudah untuk mencapai basecamp. Namun ingat, motor harus dalam keadaan prima
karena untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan terutama di jalan Selo
yang naik tajam. Kalau saya sendiri lebih sering pakai sepeda motor karena
tempat tinggal saya di Kartasura (dekat kota Solo) dan biaya yang dikeluarkan
lebih hemat, maklum mahasiswa guys,,, hehe Untuk perjalanan dari lokasi saya sekitar
1 jam 45 menit sudah sampai basecamp. Untuk arah Semarang dan Solo jika
menggunakan transportasi umum waktu yang ditempuh sekitar 2-3 jam.
Setelah sampai di
basecamp, tentunya kita bisa beristirahat terlebih dahulu. Tempat yang
disediakan berada di dekat pos registrasi atau bisa juga di rumah-rumah warga
sekitar basecamp. Di tempat istirahat tersebut juga disediakan makanan dan
minuman yang harganya standar lah untuk di tempat wisata. Untuk registrasi per
orang dikenai tarif Rp 18.000 dan harus meninggalkan kartu identitas. Bagi yang
rombongan cukup 1 aja Guys,,, klo kebanyakan nanti mas-mas penunggu basecampnya
bingung nyimpennya... Hehe
2. Basecamp-Pos 1
(Pos Watu Belah)
Pendakian dari
basecamp menuju pos 1 diawali dengan jalan menanjak beraspal hingga gerbang
kawasan wisata New Selo. Kalau siang hari biasanya ramai pengunjung dan kita
bisa mampir di warung-warung wisata New Selo. Tapi inget,,, kebanyakan yang di
sini anak-anak muda yang lagi nyari spot bagus untuk berfoto bareng pasangan.
Jadi jangan baper ya Guys kalau km gak punya pasangan??? Bisa-bisa gak jadi
naik nantinya... Wkwk
Setelah melewati
kawasan wisata, kita akan disuguhi jalur menanjak berupa cor dengan pemandangan
perkebunan warga dan view Merbabu kalau cuacanya pas cerah. Jalur cor tersebut
hanya tersedia berapa meter saja hingga kemudian jalur berganti tanah yang
licin jika cuaca hujan dan berdebu tentunya jika pendakian dilakukan pada musim
kemarau. Jalur tanah dengan pemandangan perkebunan akan berganti dengan
vegetasi perhutanan ketika sampai pada pintu Gerbang kawasan wisata Taman
Nasional Gunung Merapi. Kemudian, jalur menuju pos 1 dapat diambil melalui 2
jalur yaitu sebelah kanan dan sebelah kiri. Tingkat kesulitan dan waktu tempuh
relatif sama, tinggal pilih salah satunya hingga nanti percabangan bertemu di
Pos 1.
Setelah melakukan
pendakian sekitar sekitar 1,5-2 jam, kita akan sampai di Pos 1 yang biasa
dikenal dengan nama Pos Watu Belah. Di area pos 1 terdapat bangunan dengan
ukuran sekitar 3x3 meter dengan atap seng yang bisa dimanfaatkan untuk
beristirahat sejenak. Sedangkan untuk tempat berkemah hanya tersedia beberapa
tempat saja. Sehingga alangkah baiknya jika perjalanan dilanjutkan kecuali jika
cuaca atau keadaan tubuh tidak memungkinkan.
3. Pos 1-Pos 2
Dari pos 1
perjalanan dilanjutkan menuju Pos 2. Keadaan jalur berupa tanah yang merupakan
jalur lewatnya air. Kemudian jalur yang didominasi oleh tanah akan berganti
menjadi tanjakan bebatuan. Untuk jalur pendakian juga terlihat jelas sehingga
tidak menimbulkan kebingungan untuk memilih jalur menuju pos selanjutnya. Untuk
perjalanan dari pos 1 hingga sampai pos 2 membutuhkan waktu sekitar 1-1,5 jam
perjalanan. Pada kawasan ini tempat yang tersedia juga tidak begitu luas, cukup
untuk mendirikan beberapa tenda saja. Pemandangan di pos 2 berupa pepohonan
khas Merapi dan biasanya kita akan menemui burung jalak yang akan mengantarkan
perjalanan kita menuju pos selanjutnya. Namun jangan sampai diganggu apalagi
disakiti ya guys??? Ingat, kita hanya bertamu, dia dan makhluk hidup atau benda
mati lainnya yang tinggal di situlah tuan rumahnya.
4. Pos 2-Pasar
Bubrah
Pendakian dilanjutkan
menuju pos selanjutnya yaitu Pasar Bubrah. Track perjalanan untuk menuju Pasar
Bubrah cukup berat karena medan yang dilewati menanjak dengan jalan penuh
bebatuan. Namun di luar itu, view yang didapat akan membayar lunas letih yang kita rasakan karena pemandangan yang ada sangat
menakjubkan. Di arah depan kita mulai bisa melihat puncak Merapi, arah sebelah
kanan view Sindoro dan Sumbing serta dari arah belakang akan terlihat saudara Merapi yaitu
Gunung Merbabu. Selain track bebatuan kita akan melewati jalanan pasir yang
bercampur tanah dengan selokan-selokan jalan air mengelilinginya. Untuk
mencapai Pasar bubrah dibutuhkan waktu sekitar 1-1,5 jam perjalanan. Pos
Pasar Bubrah ditandai dengan adanya patok kayu dengan tulisan Pasar Bubrah.
Pada malam 1 Suro tempat ini juga digunakan oleh warga daerah Selo untuk
melakukan tradisi sedekah gunung. Jadi jangan heran kalau disini terkadang
masih terdapat tulang kepala kerbau atau benda-benda lainnya.
5. Pasar
Bubrah-Puncak Merapi
Pasar Bubrah
merupakan pos terakhir sebelum menuju Puncak dan menjadi lokasi favorit bagi
para pendaki untuk mendirikan tenda. Tempat yang luas dan lokasi yang tepat
untuk mendirikan tenda menjadi alasan utama para pendaki untuk berkemah di
sini. Namun sebenarnya Pasar Bubrah merupakan daerah yang rawan bahaya karena
dekat dengan puncak dan banyaknya batuan yang mungkin bisa gugur apabila
sewaktu-waktu terjadi erupsi. Selain itu, adanya mistis tentang Pasar Setan di
Pasar Bubrah juga menjadi daya tarik tersendiri penasaran para pendaki.
Selain lokasi
yang berupa bebatuan, di Pasar Bubrah terdapat papan larangan untuk melanjutkan
perjalanan menuju Puncak. Hal itu bukan karena tanpa alasan melainkan faktor
keamanan yang jika tidak hati-hati bisa menyebabkan keselamatan kita terancam. Tetapi,
kebanyakan pendaki yang sudah sampai Pasar Bubrah penasaran dan mayoritas ingin
melanjutkan ke Puncak Merapi. Ada juga yang bilang: “Nanggung, namanya muncak
ya selama tubuh kita masih kuat diusahakan sampai puncak.” Hehe
Jika ingin
melanjutkan ke Puncak, sebaiknya mempersiapkan alas kaki yang memadai dan
sebaiknya memakai alat bantu berupa trackpol/tongkat dan ...... Hal itu
dikarenakan keadaan jalan yang berpasir dan naik tajam. Di luar itu, hal lain
yang perlu diperhatikan adalah adanya batuan yang sewaktu-waktu bisa jatuh
serta mebahayakan keselamatan kita. Perjalanan yang ditempuh untuk mencapai
puncak adalah 1 jam perjalanan dengan mengambil arah rute sebelah kiri.
Sehingga bagi para pemburu sunrise sebaiknya melakukan pendakian dari Pasar
Bubrah sekitar Pukul 04.15 Wib.
Setelah sampai di
Puncak Merapi hal yang biasanya dilakukan dan mungkin sebagian mewajibkan ialah
berfoto ria. Setidaknya terdapat 2 bagian Puncak yang dapat digunakan untuk
mengambil dokumentasi yaitu sebelah kiri sebelum tower dan sebelah kanan hingga
Puncak Tusuk Gigi (Puncak Garuda) yang di mana pada tempat tersebut terdapat
bayangan segitiga Merapi. View yang akan kita dapatkan dari Puncak Merapi
adalah View Gunung Merbabu di sebelah utara, Gunung Lawu sebelah timur, Gunung
Sumbing dan Sindoro sebelah barat dan tentunya kawah Merapi di bagian utara. Ingat,
selama berada di puncak, jangan lupa berdoa dan selalu berhati-hati karena
langsung berdekatan dengan jurang yang menjurus ke kawah.
Kemudian setelah
berfoto di atas, tentunya para pendaki harus melanjutkan perjalanan turun dan
keselamatan menjadi prioritas kita. Ketika turun dari puncak menuju Pasar
Bubrah, sebaiknya tidak memaksakan untuk berlari di kawasan berpasir karena
pernah terjadi pendaki yang mengalami luka serius akibat terjatuh dan mengenai
bebatuan di depannya.
Demikian perjalan
pendakian dari basecamp hingga menuju Puncak Merapi. Ibarat di gunung yang
biasanya selalu mengharapkan adanya bonus, saya juga ingin berbagi bonus guys.
Tapi bukan uang atau barang berharga ya guys??? Hehe Ni bonusnya gan:
1. Hal-hal yang
perlu diperhatikan untuk pendakian ke Merapi
a. Sebaiknya
pendakian dilakukan pada waktu musim kemarau. Selain faktor keamanan,
pemandangan yang didapat biasanya jauh lebih bagus.
b. DI gunung
Merapi tidak terdapat sumber air, alangkah baiknya mempersiapkan jumlah air
yang sekiranya cukup digunakan dari naik hingga turun
c. Selama
pendakian, sebaiknya menggunakan sepatu gunung dan geiter atau penutup sepatu
agar tidak kemasukan pasir dan batu terutama ketika pendakian dari pasar
Bubrah ke Puncak.
d. Pendakian
sebaiknya dilakukan secara berkelompok agar lebih aman dan minimal salah
satu dari anggota sudah pernah melakukan pendakian
e. Bawa
perbekalan dan peralatan sesuai dengan standar keamanan pendakian
f. Patuhi peraturan yang ada, jika memaksakan ke
Puncak Merapi sebaiknya ekstra hati-hati dan jangan mencoba untuk naik ke
Puncak Tusuk Gigi karena sangat berbahaya.
g. PALING PENTING!!!
BAWA TURUN SAMPAHMU DAN BUANG/MUSNAHKAN PADA TEMPAT YANG DISEDIAKAN!!!
2. Estimasi Biaya
a. Transportasi menuju basecamp : Kondisional tergantung asal
daerah. Untuk bus dari Pasar
Cepogo ke
Pasar Selo sekitar 10-15rb
b.
Perbekalan/logistik :
Rp 50.000-100.000
c. Biaya masuk :
Rp 18.000
Untuk biaya
tentunya menyesuaikan keperluan yang ada dan dapat berubah sewaktu-waktu. Jika belum memiliki alat pendakian maka
perlu biaya tambahan untuk
menyewa alat-alat pendakian. Selain itu, pendakian secara berkelompok bisa
menekan biaya logistik agar lebih hemat.
3. Estimasi Waktu
a. Basecamp-Pos 1 :
1,5-2 jam
b. Pos 1-Pos 2 :
1-1,5 jam
c. Pos 2-Pasar
Bubrah :
1-1,5 jam
d. Pasar
Bubr :
1 jam
Rata-rata waktu total pendakian adalah sekitar 5-6
jam, dan waktu turun dari Pasar Bubrah-Basecamp sekitar 3 jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar