Senin, 16 Oktober 2017

Merapi Tak Pernah Ingkar Janji

Sudah lama sekali rasanya saya sendiri tidak update tulisan di blog. Bahkan, menu-menu yang terdapat di blog ini dibiarkan kosong begitu saja tanpa ulasan yang berarti. Mungkin karena saya sendiri yang sok sibuk atau memang benar-benar sibuk hingga jarang sekali ada waktu untuk menyentuh tempat untuk berkreasi secara online ini. Eitsss,,,, lama kelamaan kok jadi serius amat kayak curhat ya? Mungkin karena hati ini lama kosong jadi dikit-dikit laper,,, eh baper maksud saya. Wkwk Ok,,, langsung saja biar ndak kelewatan terlampau jauh kita bahas hal-hal menarik yang sesuai judulnya aja ya guys... Mari kita simak bersama-sama ulasan berikut Guys...
Kali ini saya akan memposting tentang ngetrip yang lagi hits nih Guys. Ada yang bisa menebak mungkin??? Iyaaapsss,,,, bener naik gunung atau sering disebut muncak atau ndaki. Postingan naik gunung pertama yang saya bahas ialah tentang pendakian ke Gunung Merapi yang dianggap sebagai gunung berapi paling aktif, sebagian bilang se-Indonesia namun ada juga yang menyebut paling aktif se-dunia. Wooowww...!!!


Merapi merupakan gunung berapi aktif dengan ketinggian 2930 meter di atas permukaan laut atau mdpl yang terletak di antara kota Boyolali dan wilayah Kaliurang, Jogjakarta. Salah satu keunikan dari gunung ini ialah terdapat kawah aktif yang tepat berada di puncaknya. Bahkan pada tahun 2010 sempat menelan korban akibat kelalian dari pendaki itu sendiri. Selain itu pada tahun tersebut gunung ini sempat meletus hingga menelan korban jiwa yang tidak sedikit. Bahkan di Kaliurang wilayah yang paling banyak terkena dampak erupsi gunung Merapi sempat dibuatkan tempat wisata semacam musium unik tentang keganasan Merapi yang meluluh lantakan wilayah tersebut. Namun di luar itu, Merapi tetaplah sebuah paku bumi ciptaan Sang Kuasa yang menyimpan banyak sekali pemandangan indah yang sulit untuk dilupakan. Berikut saya uraikan dari mulai pra pendakian hingga ke Puncak Merapi.
1. Menuju Basecamp
Pasca erupsi Merapi tahun 2010 lalu, basecamp pendakian menuju puncak Merapi saat ini hanya ada 2 jalur yaitu malalui Jalur New Selo Boyolali dan Sapu Angin Klaten. Untuk jalur New Selo sendiri jauh lebih ramai, track lebih mudah dan waktu pendakian juga lebih cepat daripada jalur Sapu Angin. Sedangkan jalur Sapu Angin masih sepi pendakian karena baru dibuka sekitar awal April lau, track pendakian juga jauh lebih panjang dan vegetasi masih rapat karena jarang dilalui oleh pendaki. Kalau saya sendiri hanya pernah melalui jalur Selo karena alasan mudahnya jalur dan tentunya keamanan lebih terjamin. Namun bagi para petualang yang ingin mencari sensasi petualangan yang benar-benar menantang tentu mencoba jalur Sapu Angin tidak ada salahnya.
Pada ulasan kali ini jalur yang akan saya bahas adalah melalui jalur New Selo. Sedangkan jalur Sapu Angin masih dalam proses ya Guys, mungkin lain waktu. Hehe... Untuk menuju basecamp Merapi melalui jalur New Selo dapat ditempuh dari berbagai arah sebagai berikut:
a. Dari arah Solo:
Stasiun Purwosari/Terminal Tirtonadi-Naik bus menuju terminal Boyolali (turun di gerbang masuk kawasan wisata Selo)-naik bus arah pasar Cepogo Boyolali-Naik bus ke arah dan berhenti di pasar Selo-Menuju basecamp dengan jalan kaki/naik ojek dengan tarif Rp 10.000 ke arah Magelang, nanti akan ada tulisan Basecamp Merapi
b. Dari arah Semarang:
Ambil bus ke arah dan berhenti di terminal Boyolali-Naik bus ke arah Pasar Cepogo-Naik bus ke arah dan berhenti di pasar Selo-Menuju basecamp dengan jalan kaki/naik ojek dengan tarif Rp 10.000 ke arah Magelang, nanti akan ada tulisan Basecamp Merapi
c. Dari arah Jogjakarta:
Ambil bus ke arah dan berhenti di terminal Boyolali-Naik bus ke arah Pasar Cepogo-Naik bus ke arah dan berhenti di pasar Selo-Menuju basecamp dengan jalan kaki/naik ojek dengan tarif Rp 10.000 ke arah Magelang, nanti akan ada tulisan Basecamp Merapi
d. Dari arah Magelang:
Kota Magelang-Ketep Pas-Selo, sebelum Pasar Selo akan ditemui penunjuk jalan Menuju Basecamp
Transportasi menuju basecamp tergolong tidak sulit untuk dicari karena jika tidak menemui bus kita dapat memanfaatkan ojek yang siap mengantar ke basecamp, bahkan sejak berada di Pasar Cepogo Boyolali. Jika kita memakai sepeda motor tentunya lebih mudah untuk mencapai basecamp. Namun ingat, motor harus dalam keadaan prima karena untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan terutama di jalan Selo yang naik tajam. Kalau saya sendiri lebih sering pakai sepeda motor karena tempat tinggal saya di Kartasura (dekat kota Solo) dan biaya yang dikeluarkan lebih hemat, maklum mahasiswa guys,,, hehe Untuk perjalanan dari lokasi saya sekitar 1 jam 45 menit sudah sampai basecamp. Untuk arah Semarang dan Solo jika menggunakan transportasi umum waktu yang ditempuh sekitar 2-3 jam.
Setelah sampai di basecamp, tentunya kita bisa beristirahat terlebih dahulu. Tempat yang disediakan berada di dekat pos registrasi atau bisa juga di rumah-rumah warga sekitar basecamp. Di tempat istirahat tersebut juga disediakan makanan dan minuman yang harganya standar lah untuk di tempat wisata. Untuk registrasi per orang dikenai tarif Rp 18.000 dan harus meninggalkan kartu identitas. Bagi yang rombongan cukup 1 aja Guys,,, klo kebanyakan nanti mas-mas penunggu basecampnya bingung nyimpennya... Hehe

2. Basecamp-Pos 1 (Pos Watu Belah)
Pendakian dari basecamp menuju pos 1 diawali dengan jalan menanjak beraspal hingga gerbang kawasan wisata New Selo. Kalau siang hari biasanya ramai pengunjung dan kita bisa mampir di warung-warung wisata New Selo. Tapi inget,,, kebanyakan yang di sini anak-anak muda yang lagi nyari spot bagus untuk berfoto bareng pasangan. Jadi jangan baper ya Guys kalau km gak punya pasangan??? Bisa-bisa gak jadi naik nantinya... Wkwk
Setelah melewati kawasan wisata, kita akan disuguhi jalur menanjak berupa cor dengan pemandangan perkebunan warga dan view Merbabu kalau cuacanya pas cerah. Jalur cor tersebut hanya tersedia berapa meter saja hingga kemudian jalur berganti tanah yang licin jika cuaca hujan dan berdebu tentunya jika pendakian dilakukan pada musim kemarau. Jalur tanah dengan pemandangan perkebunan akan berganti dengan vegetasi perhutanan ketika sampai pada pintu Gerbang kawasan wisata Taman Nasional Gunung Merapi. Kemudian, jalur menuju pos 1 dapat diambil melalui 2 jalur yaitu sebelah kanan dan sebelah kiri. Tingkat kesulitan dan waktu tempuh relatif sama, tinggal pilih salah satunya hingga nanti percabangan bertemu di Pos 1.
Setelah melakukan pendakian sekitar sekitar 1,5-2 jam, kita akan sampai di Pos 1 yang biasa dikenal dengan nama Pos Watu Belah. Di area pos 1 terdapat bangunan dengan ukuran sekitar 3x3 meter dengan atap seng yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat sejenak. Sedangkan untuk tempat berkemah hanya tersedia beberapa tempat saja. Sehingga alangkah baiknya jika perjalanan dilanjutkan kecuali jika cuaca atau keadaan tubuh tidak memungkinkan.
3. Pos 1-Pos 2
Dari pos 1 perjalanan dilanjutkan menuju Pos 2. Keadaan jalur berupa tanah yang merupakan jalur lewatnya air. Kemudian jalur yang didominasi oleh tanah akan berganti menjadi tanjakan bebatuan. Untuk jalur pendakian juga terlihat jelas sehingga tidak menimbulkan kebingungan untuk memilih jalur menuju pos selanjutnya. Untuk perjalanan dari pos 1 hingga sampai pos 2 membutuhkan waktu sekitar 1-1,5 jam perjalanan. Pada kawasan ini tempat yang tersedia juga tidak begitu luas, cukup untuk mendirikan beberapa tenda saja. Pemandangan di pos 2 berupa pepohonan khas Merapi dan biasanya kita akan menemui burung jalak yang akan mengantarkan perjalanan kita menuju pos selanjutnya. Namun jangan sampai diganggu apalagi disakiti ya guys??? Ingat, kita hanya bertamu, dia dan makhluk hidup atau benda mati lainnya yang tinggal di situlah tuan rumahnya.
4. Pos 2-Pasar Bubrah
Pendakian dilanjutkan menuju pos selanjutnya yaitu Pasar Bubrah. Track perjalanan untuk menuju Pasar Bubrah cukup berat karena medan yang dilewati menanjak dengan jalan penuh bebatuan. Namun di luar itu, view yang didapat akan membayar lunas letih yang kita rasakan karena pemandangan yang ada sangat menakjubkan. Di arah depan kita mulai bisa melihat puncak Merapi, arah sebelah kanan view Sindoro dan Sumbing serta dari arah belakang akan terlihat saudara Merapi yaitu Gunung Merbabu. Selain track bebatuan kita akan melewati jalanan pasir yang bercampur tanah dengan selokan-selokan jalan air mengelilinginya. Untuk mencapai Pasar bubrah dibutuhkan waktu sekitar 1-1,5 jam perjalanan. Pos Pasar Bubrah ditandai dengan adanya patok kayu dengan tulisan Pasar Bubrah. Pada malam 1 Suro tempat ini juga digunakan oleh warga daerah Selo untuk melakukan tradisi sedekah gunung. Jadi jangan heran kalau disini terkadang masih terdapat tulang kepala kerbau atau benda-benda lainnya.

5. Pasar Bubrah-Puncak Merapi
Pasar Bubrah merupakan pos terakhir sebelum menuju Puncak dan menjadi lokasi favorit bagi para pendaki untuk mendirikan tenda. Tempat yang luas dan lokasi yang tepat untuk mendirikan tenda menjadi alasan utama para pendaki untuk berkemah di sini. Namun sebenarnya Pasar Bubrah merupakan daerah yang rawan bahaya karena dekat dengan puncak dan banyaknya batuan yang mungkin bisa gugur apabila sewaktu-waktu terjadi erupsi. Selain itu, adanya mistis tentang Pasar Setan di Pasar Bubrah juga menjadi daya tarik tersendiri penasaran para pendaki.
Selain lokasi yang berupa bebatuan, di Pasar Bubrah terdapat papan larangan untuk melanjutkan perjalanan menuju Puncak. Hal itu bukan karena tanpa alasan melainkan faktor keamanan yang jika tidak hati-hati bisa menyebabkan keselamatan kita terancam. Tetapi, kebanyakan pendaki yang sudah sampai Pasar Bubrah penasaran dan mayoritas ingin melanjutkan ke Puncak Merapi. Ada juga yang bilang: “Nanggung, namanya muncak ya selama tubuh kita masih kuat diusahakan sampai puncak.” Hehe
Jika ingin melanjutkan ke Puncak, sebaiknya mempersiapkan alas kaki yang memadai dan sebaiknya memakai alat bantu berupa trackpol/tongkat dan ...... Hal itu dikarenakan keadaan jalan yang berpasir dan naik tajam. Di luar itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya batuan yang sewaktu-waktu bisa jatuh serta mebahayakan keselamatan kita. Perjalanan yang ditempuh untuk mencapai puncak adalah 1 jam perjalanan dengan mengambil arah rute sebelah kiri. Sehingga bagi para pemburu sunrise sebaiknya melakukan pendakian dari Pasar Bubrah sekitar Pukul 04.15 Wib.
Setelah sampai di Puncak Merapi hal yang biasanya dilakukan dan mungkin sebagian mewajibkan ialah berfoto ria. Setidaknya terdapat 2 bagian Puncak yang dapat digunakan untuk mengambil dokumentasi yaitu sebelah kiri sebelum tower dan sebelah kanan hingga Puncak Tusuk Gigi (Puncak Garuda) yang di mana pada tempat tersebut terdapat bayangan segitiga Merapi. View yang akan kita dapatkan dari Puncak Merapi adalah View Gunung Merbabu di sebelah utara, Gunung Lawu sebelah timur, Gunung Sumbing dan Sindoro sebelah barat dan tentunya kawah Merapi di bagian utara. Ingat, selama berada di puncak, jangan lupa berdoa dan selalu berhati-hati karena langsung berdekatan dengan jurang yang menjurus ke kawah.
Kemudian setelah berfoto di atas, tentunya para pendaki harus melanjutkan perjalanan turun dan keselamatan menjadi prioritas kita. Ketika turun dari puncak menuju Pasar Bubrah, sebaiknya tidak memaksakan untuk berlari di kawasan berpasir karena pernah terjadi pendaki yang mengalami luka serius akibat terjatuh dan mengenai bebatuan di depannya.
Demikian perjalan pendakian dari basecamp hingga menuju Puncak Merapi. Ibarat di gunung yang biasanya selalu mengharapkan adanya bonus, saya juga ingin berbagi bonus guys. Tapi bukan uang atau barang berharga ya guys??? Hehe Ni bonusnya gan:
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk pendakian ke Merapi
a. Sebaiknya pendakian dilakukan pada waktu musim kemarau. Selain faktor keamanan, pemandangan yang didapat biasanya jauh lebih bagus.
b. DI gunung Merapi tidak terdapat sumber air, alangkah baiknya mempersiapkan jumlah air yang sekiranya cukup digunakan dari naik hingga turun
c. Selama pendakian, sebaiknya menggunakan sepatu gunung dan geiter atau penutup sepatu agar tidak kemasukan pasir dan batu terutama ketika pendakian dari pasar Bubrah ke Puncak.
d. Pendakian sebaiknya dilakukan secara berkelompok agar lebih aman dan minimal salah satu dari anggota sudah pernah melakukan pendakian
e. Bawa perbekalan dan peralatan sesuai dengan standar keamanan pendakian
f.  Patuhi peraturan yang ada, jika memaksakan ke Puncak Merapi sebaiknya ekstra hati-hati dan jangan mencoba untuk naik ke Puncak Tusuk Gigi karena sangat berbahaya.
g. PALING PENTING!!! BAWA TURUN SAMPAHMU DAN BUANG/MUSNAHKAN PADA TEMPAT YANG DISEDIAKAN!!!
2. Estimasi Biaya
a. Transportasi menuju basecamp           : Kondisional tergantung asal daerah. Untuk bus dari Pasar
      Cepogo ke Pasar Selo sekitar 10-15rb
b. Perbekalan/logistik                             : Rp 50.000-100.000
c. Biaya masuk                                       : Rp 18.000
Untuk biaya tentunya menyesuaikan keperluan yang ada dan dapat berubah sewaktu-waktu. Jika belum memiliki alat pendakian maka perlu biaya tambahan untuk menyewa alat-alat pendakian. Selain itu, pendakian secara berkelompok bisa menekan biaya logistik agar lebih hemat.
3. Estimasi Waktu
a. Basecamp-Pos 1                                   : 1,5-2 jam
b. Pos 1-Pos 2                                          : 1-1,5 jam
c. Pos 2-Pasar Bubrah                              : 1-1,5 jam
d. Pasar Bubr                                            : 1 jam
Rata-rata waktu total pendakian adalah sekitar 5-6 jam, dan waktu turun dari Pasar Bubrah-Basecamp sekitar 3 jam. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar